BKKBN Aceh Gelar Workshop Parenting 1001 Cara Bicara Orangtua dengan Remaja

KABARACEH, BANDA ACEH: Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh menggelar “Workshop Parenting 1001 Cara Bicara Orangtua dengan Remaja Tingkat Provinsi Aceh”, di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh dari 5 hingga 6 April 2021.

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Sahidal Kastri dan diikuti 69 peserta dari kabid/kasie ketahanan keluarga, Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) masing-masing kecamatan di 23 kabupaten/kota, dan kader Bina Keluarga Remaja (BKR).

Sahidal dalam sambutanya mengatakan,
hambatan komunikasi kerap kali menjadi kendala relasi orangtua dan anak yang berbeda generasi. Beberapa hasil kajian menunjukkan, jelas Sahidal, bahwa orangtua sebetulnya ingin membangun relasi baik, menjadi sumber informasi, menjadi tempat curhat, tetapi tidak tahu caranya.

“Oleh karena itu, BKKBN menyambut baik dikembangkannya 1001 cara bicara orangtua dengan remaja ini. BKKBN berharap ini dapat membantu para orangtua di Indonesia dan Aceh khususnya dalam memahami dan menguasai keterampilan berkomunikasi dengan anaknya yang berusia remaja,” kata Sahidal.

Hasil SDKI Tahun 2017 menunjukkan, lanjut Sahidal, bahwa kelompok sebaya dan orangtua (terutama ibu) menjadi tempat paling banyak dipilih oleh remaja untuk berdiskusi
tentang kesehatan reproduksi yang dialaminya.

Sebut Sahidal, sebanyak 62 persen remaja perempuan dan 51 persen remaja laki-laki mengaku berdiskusi kesehatan reproduksi dengan temannya, dan 53 persen remaja perempuan serta 11 persen remaja laki-laki berdiskusi kespro dengan ibunya.

“Hasil riset tentang Perilaku Seksual Remaja yang diselenggarakan Johns Hopkins Center for Communication Programs dan Universitas Gajah Mada pada 2017 lalu menunjukkan bahwa remaja usia 10 hingga 14 tahun mencari informasi tentang kesehatan reproduksi yang dialaminya dari orangtua,” papar Sahidal

Selanjutnya Kaper BKKBN Aceh mengatakan, kedua hasil survei tersebut menunjukkan bahwa remaja Indonesia membutuhkan peran orangtua sebagai tempat berbagi informasi dan curhat/konsultasi tentang segala hal yang terkait dengan tumbuh-kembangnya.

“Meskipun demikian, data tersebut juga menunjukkan sebagian besar dari remaja lebih memilih teman sebaya sebagai sumber informasi dan tempat bercerita,” paparnya lagi.

Koordinator Bidang Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK), Muhammad Razali menambahkan,
Remaja dalam konteks Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dilihat dari tiga aspek.

Sebutnya, pertama, remaja
sebagai calon penduduk usia produktif, calon aktor pembangunan yang harus berkualitas. Kedua, lanjutnya, remaja sebagai calon pasangan yang akan membangun keluarga berkualitas. Dan ketiga, remaja sebagai calon orangtua yang akan melahirkan Sumber Daya Manusia yang juga harus berkualitas.

BKKBN, kata Razali, ingin memastikan remaja-remaja di Indonesia khususnya remaja Aceh mampu menyiapkan diri agar memiliki perencanaan dalam mempersiapkan dan melewati lima transisi kehidupan remaja, yaitu: mempraktikan hidup sehat; melanjutkan pendidikan; memulai, mencari, dan atau menciptakan pekerjaan; menjadi anggota masyarakat yang baik; dan memulai kehidupan berkeluarga.

“Pendekatan yang digunakan dalam menyasar remaja dilakukan dengan pemberdayaan teman sebaya (per group) sebagai pendidik dan konselor sebaya di Pusat Informasi dan Konseling Reaja (PIK-Remaja), dan penguatan peran keluarga dalam pengasuhan dan pendampingan tumbuh kembang remaja melalui
peran Kader di kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR),” imbuhnya.

Menurut Razali, hal tersebut disasari oleh pemahaman bahwa lingkungan mikro (sebagaimana disampaikan Bronfenbrenner dalam Teori Sistem Ekologi), seperti teman sebaya, orangtua, dan sekolah merupakan yang paling berpengaruh pada perilaku individu, termasuk remaja remaja.

Kader BKR dari Kabupaten Aceh Tamiang, Salma, mengatakan, Workshop 1001 Cara Bicara Orangtua dengan Remaja ini dapat membantu ia sebagai orangtua, juga sebagai kader dalam memahami remaja dan problema yang muncul dalam dunia remaja.

“Saya mendapatkan wawasan bagaimana memahami dan berkomunikasi dengan remaja. Pada workshop ini juga saya mendapatkan wawasan terkait karakteristik remaja dan orangtua, serta bagaimana pola pengasuhan remaja yang baik,” ujarnya.

Sub Koordinator BKR Perwakilan BKKBN Aceh, Fahmi, kepada AcehNews. Net mengatakan, kegiatan selama dua hari akan belanjut secara online. Untuk melihat apakah materi Workshop 1001 Cara Bicara Orangtua dengan Remaja sudah diedukasi ke sasaran 324 kelompok BKR di Aceh.

“Hari ini kita fasilitasi secara offline dan kemudian berlanjut secara online. Dengan difasilitasi tim fasilitator provinsi. Terdiri dari Muhammad Razali (Koordinator Bidang KSPK), saya sendiri, Ira Meutya (Widyaiswara), Fitriana (PKB), Novitasari (Psikolog), dan Wida Yulia Viridanda (Psikolog), ” demikian pungkasnya. (DIK)

Related posts