Keracunan Usai Makan Cemilan Singkong, Seorang Anak Meninggal Dunia di Bener Meriah

Plt. Bupati Bener Meriah, Dailami saat menjenguk korban keracunan usai makan cemilan singkong di Rumah Sakit

KABARACEH, REDELONG: Dua keluarga yang masih satu kerabat di Kampung Negri Antara, Bener Meriah mengalami keracunan sehabis makan cemilan singkong, Kamis (29/7/2021). Karena keracunan tersebut, pada dini hari Kamis, 6 orang harus dilarikan ke Puskesmas Singah Mulo.

Seorang anak (2th) dengan inisial DAA tak tertolong, meninggal dunia sekitar pukul 03.40 dalam perjalanan saat hendak dirujuk ke Rumah Sakit Munyang Kute Bener Meriah. Tiga lainnya dalam perawatan di Puskesmas Singah Mulo.

Read More

Berdasarkan keterangan dr Fauzan Husaini S, Kepala Pusat Puskesmas Singah Mulo yang menangani langsung pasien, saat tiba DAA (2th) dalam keadaan tak sadar diri dan nafas cepat (sesak). Dr Fauzan segera mengambil tindakan dengan pemasangan infus dan memasukan obat-obatan secara intravena.

Pasien DAA sempat didampingi dr Fauzan dengan mobil ambulans untuk dirujuk ke RSUD Munyang Kute. Namun dalam perjalanan, sekitar pukul 03.30, dr Fauzan si anak menunjukan denyut nadi tidak lagi teraba.

Dr Fauzan memutuskan singgah di Puskesmas terdekat yaitu Puskesmas Lampahan. Di sana, ditemani tiga perawat piket malam, dr Fauzan sempat melakukan pertolongan dengan RJP (Resusitasi Jantung Paru). Namun, DAA tidak dapat terselamatkan lagi.

Atas kejadian ini, Plt Bupati Bener Meriah Dailami, Camat Pintu Rime Gayo Eddy Iwan Syahputra turut prihatin dan langsung menjenguk korban di Rawat Inap Puskesmas Singah Mulo dan rumah duka di Kampung Negri Antara.

Plt Bupati Dailami pada kesempatan itu memberi bantuan dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. “Dalam perjalanan sempat dirujuk ke Rumah Sakit, tapi Allah berkehendak lain, si anak kita tidak tertolong,” kata Dailami.

Plt Bupati berpesan untuk memastikan makanan dimasak dengan benar, dan orang tua harus hati-hati dan memperhatikan makanan yang dimakan anak-anak. “Semoga kejadian ini tidak terulang.”

Senada dengan Plt Bupati, Camat Pintu Rime juga berpesan memastikan dulu singkong yang akan dikonsumsi. “Bentuk fisik apa sudah berubah warna, apa sudah lama, atau masih segar. Kemudian bagi anak-anak, harus diberi pengertian ada singkong yang tidak bisa dikonsumsi. Dalam bahasa Gayo, kita menyebutnya, ‘janing’. Nah, ini harus diberitahu ke anak-anak karena mirip dan mungkin tidak tahu,” kata Camat Pintu Rime Gayo.

Sementara itu, menurut pengakuan keluarga, singkong yang dikonsumsi adalah bukan singkong janing, tapi sinkong umumnya yang dikenal masyarakat. Singkong baru dipetik dan segar. Singkong kemudian diolah menjadi gorengan dan dibakar. Anak-anak yang mengalami keracunan hingga meninggalnya DAA (2th), diduga kuat keracunan karena usai mengkonsumsi singkong bakar.

Kronologi kejadian sekitar pukul 17.00 WIB sore Rabu (28/7/2021), keluarga mengolah singkong jadi gorengan dan anak-anak membakar singkong. Sehabis makan anak-anak tidak menunjukkan gejala keracunan. Namun, saat pagi dini hari, anak-anak mulai muntah-muntah. DAA dikabarkan muntah sambil tidak sadarkan diri saat kejadian di rumah. Sementara para orang dewasa sebagian tanda keracunan hanya menunjukkan diare.

Kepastian penyebab kematian dan keracunan sedang diteliti lebih lanjut. Bahan baku makanan (singkong), sisa makanan, dan muntahan sudah dibawa Dinas Kesehatan Bener Meriah untuk diteliti lebih lanjut ke BPOM dan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) . (REL).

Related posts