Pekan Kebudayaan Gayo Dibuka, Ada Pameran Peninggalan Kerajaan Linge

Sejumlah peninggalan Kerajaan Linge yang dipamerkan dalam Pekan Kebudayaan Gayo

KABARACEH, TAKENGON: Pekan Kebudayaan Gayo resmi dibuka Bupati Aceh tengah, Shabela Abubakar. Pagelaran ini merupakan rangkaian kegiatan eksebisi budaya dan sejarah serta seni tradisi. Berbagai ragam lomba dan  atraksi budaya serta seminar nasional adat dan budaya Gayo turut digelar. Berlangsung Sabtu, 19 Februari 2022 di Gedung Olah Seni (GOS ) Takengon.

Pembukaan Pekan Kebudayaan Gayo ini Diisi dengan pagelaran seni, diantaranya,  tari Saman, tari guel dan tari kreasi.  Dalam siremoni ini tampak hadir  Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Jamaluddin mewakili gubernur Aceh, Bupati Gayo Lues, Muhammad Amru, Ketua Dewan Adat Gayo (DAG) Ir Tagore Abubakar, Asisten perekonomian dan pembangunan Setdakab Bener Meriah drh  Sofyan dan Kadis Pariwisata Bener Meriah, Irmansyah  serta Forkopimda Aceh Tengah.

Read More

Ketua Panitia, Syukur Kobath dalam laporannya mengungkapkan acara ini akan berlangsung mulai 19 hingga 24 Februari 2022 menampilkan beragam kegiatan seperti, pameran peninggalan kerajaan Reje Linge di masa lampau, festival tari guel, perlombaan Hymne Gayo.

Syukur Kobath menerangkan saat ini suku Gayo terancam kehilangan identitas. Atas dasar pemikiran itu, pihaknya melalui Dewan Adat Gayo berusaha menyegarkan generasi muda atas kejayaan Reje Linge di masa lampau

“Untuk itu kita selenggarakan seminar nasional,  guna mengetahui lebih detail tentang rekam jejak Gayo di masa lampau, begitupun dengan pameran benda pusaka Reje Linge, supaya kita bisa melihat langsung bagaimana koleksi di masa itu. Mari kita mengenang kekuasaan pada saat itu,” sebutnya.

Ia menambahkan pihaknya ingin mengedukasi generasi penerus, bahwa kejayaan kerajaan Reje Linge sangat berperan dalam peradaban, mulai dari tanah karo hingga Selat Malaka. Ia mengingatkan agar generasi muda Gayo untuk tetap berpendirian teguh mengenang amanah Munyang Datu (leluhur suku Gayo).

Mantan ketua DPRK Aceh Tengah ini,  juga mengharapkan kedepan generasi muda Gayo dapat merubah kebiasaan tradisi lisan menjadi tradisi tulisan, melalui semangat membaca dan menulis, sehingga semua kegiatan-kegiatan atau ilmu yang didapat terdokumentasi dengan baik.

“Kita harus mampu mempertahankan adat dan budaya Gayo yang menjadi identitas, bahasa ibu jangan sampai luntur. Jangan sampai akulturasi budaya luar mengganggu peradaban kita,” ujarnya.

Pameran Peninggalan Kerajaan Linge

Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar dalam kesempatan itu juga secara  resmi membuka pameran benda pusaka kerajaan Reje Linge di dalam Gedung Olah Seni (GOS) Takengon,  Ditandai dengan pemotongan pita serta dibentangkanya karpet merah untuk para pengunjung.

Ratusan benda pusaka peninggalan kerajaan Linge yang dipamerkan diantaranya, pedang Bawar Linge, Guci (Dinasti Sung awal ), pring krim motif bunga kapas (Dinasti Qing tahun 1644-1911), piring hijau motif naga ( Dinasti Yuan tahun 1279-1368 ), dan benda – benda pusaka lainnya.

Sebelumnya dalam sambutanya, Shabela  mengingatkan generasi muda untuk tidak melupakan sejarah Reje Linge yang pernah Berjaya pada masanya.  Dengan di pamerkanya benda pusaka itu, sejenak para pengunjung dapat mengenang bagaimana perjuangan mereka pada saat itu.

Ia menambahkan terselenggaranya
pameran benda pusaka Reje Linge dan benda bersejarah  selain sebagai media informasi, sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat, diharapkan juga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang kebetulan sedang berkunjung ke Aceh Tengah.

”Kami menilai kegiatan seperti ini merupakan kepedulian bersama dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya dan adat istiadat di tengah kemajuan teknologi informasi yang semakin luas dan terus berkembang,”ujar Shabela.

Pameran  tersebut merupakan inisiasi Dewan Adat Gayo (DAG) bekerjasama dengan Pemerintah daerah Kabupaten Aceh Tengah sekaligus di rangkai dengan Pekan Kebudayaan Gayo. (ARS)

Related posts