Berkualitas itu, Sehat Luar Dalam

KABARACEH, ACEH TENGAH: memiliki banyak julukan, diantaranya dataran tinggi Gayo, negeri diatas awan, negeri antara dan sering pula disebut kota dingin Takengon, juga memiliki panorama yang cukup indah berupa danau lut tawar yang berada di tengah kota Takengon, banyak wisatawan luar maupun lokal yang datang ke Takengon hanya untuk menikmati keindahan alam pantan terong dan aroma khas kopi arabika gayo dan tidak sedikit pula yang khusus datang untuk berbisnis kopi bahkan export hingga ke mancanegara. Akhir-akhir ini menjamur pula hotel dan homestay yang siap menampung wisatawan. Itulah sekilas tentang Kota Takengon, kata Bupati Aceh Tengah Drs. Shabela Abubakar dalam acara Talkshow RRI Takengon baru-baru ini dalam Thema Penanganan Stunting di Aceh Tengah yang juga menghadirkan Narasumber Kepala Perwakilan BkkbN Aceh Drs. Sahidal Kastri, M.Pd dan Alam Syuhada Kepala DKBP3A Aceh Tengah.

Terkait Pelaksanaan Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana ( Bangga Kencana ) serta percepatan penurunan Stunting semakin baik ditandai dengan tingginya dukungan dan partisipasi semua pihak terutama komitmen pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas KBP3A Drs alam syuhada,MM pada acara talk show RRI Takengon bersama Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN Aceh Drs Sahidal Kastri, M.Pd dan Bupati Kabupaten Aceh Tengah Drs. Shabela Abubakar, SH di Gedung Oleh Seni GOS Takengon, 27 Oktober 2022

Kabupaten Aceh Tengah telah membentuk Tim Pendamping Keluarga sebanyak 1050 orang yang tersebar di 14 Kecamatan 295 desa guna membantu dalam percepatan penurunan Stunting yang telah dibekali dengan orientasi.

Saat ini kami sedang mengoptimalkan pemanfaatan Dana Alokasi Khusus DAK Sub Bidang KB baik yang Fisik dan BOKB, tugas dari masing-masing Tim Pendamping Keluarga (TPK) tersebut terdiri 3 tiga orang Ibu Bidan sebagai koordinator pendampingan Keluarga dan pemberi layanan, Kader PKK sebagai penggerak dan fasilitator atau mediator pelayanan bagi keluarga, dan Kader KB sebagai pelapor dan pencatatan data perkebunan pelaksanaan pendampingan keluarga atau kelompok sasaran.

Kepala BKKBN Aceh Drs Sahidal Kastri diberbagai kesempatan mengapresiasi pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah yang telah melakukan terobosan dalam upaya Percepatan Penurunan Stunting dan pelaksanaan program Pembangunan Keluarga kependudukan dan Keluarga Berencana Bangga Kencana

Pemerintah Pusat menargetkan penurunan angka stunting pada 2024 mencapai 14 persen, sementara saat ini Aceh masih diangka 33,2 persen sedangkan Nasional berada di angka 22 persen dan ini menjadi upaya kita bersama dalam percepatan penurunan Stunting di Provinsi Aceh.

Seperti halnya Pencatatan dan pelaporan bagi faskes dalam rangka mensukseskan program Banggakencana di kabupaten Aceh tengah dan Penyerahan penghargaaan sekolah siaga kependudukan paripurna kabupaten Aceh tengah yang di pusatkan di MTSN 1 Aceh tengah.

Penghargaan juga diberikan kepada kemenag Aceh tengah, MTsN 4 Aceh tengah, Man 2 Aceh Tengah, SMPN 4 Aceh tengah dan MIN 8 Aceh tengah yang diserahkan oleh Kepala BKKBN dan sekda Aceh tengah Subhandhy.AP.M.Si

Turut hadir pada Penyerahan penghargaaan sekolah siaga kependudukan paripurna kabupaten Aceh tengah tersebut Kepala Dinas Dikbud Aceh tengah Uswatuddin M.Ap,Kepala kantor Kemenag yg di wakili oleh kasi madrasah, Kepala Dinas KBP3A Drs alam syuhada,MM, Korbid dalduk BKKBN Aceh Ir.Nurzikra hayati dan
ketua IPeKB Aceh tengah Muhammad Saleh AMK.

Sahidal Kastri memberikan tanggapannya terkait dengan peluncuran Gerakan Imunisasi dan Stunting Aceh (GISA) yang diinisiasi oleh Pemerintah Aceh yang peluncurannya telah dilaksanakan pada awal September 2022 hal tersebut sudah sesuai dengan Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021 dengan target 14 persen pada tahun 2024

Intervensi yang dilakukan dengan Pemberian Tambah Darah (TTD) dan dilakukan Screening Anemia bagi remaja dan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) dan Pemberian makanan tambahan bagi ibu KEK dan pemeriksaan kehamilan, Pemantauan tumbuh kembang anak balita dan diberi ASI ekslusif, pemberian makanan tambahan protein hewani bagi baduta, tata laksana balita dengan masalah gizi, Peningkatan cakupan dan perluasan jenis imunisasi

Selain Intervensi spesifik juga perlu di lakukan intervensi sensitive dan Imunisasi itu penting karena akan menjadi benteng kekebalan tubuh anak sehingga tidak mudah sakit terutama pada fase 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dan itu diberikan oleh tenaga kesehatan dibantu kader Pasyandu.

Bapak Bupati Kabupaten Aceh Tengah Drs. Shabela Abubakar dalam arahannya menjelaskan strategi dan langkah yang di tempuh dalam upaya percepatan penurunan Stunting di dataran tinggi Gayo tersebut.

Dengan adanya Tim Pendamping Keluarga TPK yang memadai dan tersebar di seluruh Desa tentu dengan metode dor to dor (dari rumah ke rumah) menurut saya ini sangat efektif

Bupati berpesan kepada masyarakat agar memanfaatkan lingkungan sekitar rumah tempat tinggal untuk bercocok tanam dan memelihara ikan sebagai sumber makanan bergizi mengingat kondisi alam kita emang demikian sangat mendukung

Ingatkan kepada ibu-ibu agar memberikan Air Susu Ibu ASI kepada anaknya dan ini harus terus digalakkan dan saya tegaskan diberbagai kesempatan dan pertemuan agar libatkan forum Anak untuk mengingatkan betapa pentingnya hal tersebut.

Saya sangat optimis jika Kabupaten Aceh Tengah nantinya akan mempu keluar dari keterpurukan dan menjadi role model bukan hanya terkait penanganan Stunting tetapi juga masalah lainnya dan kita doakan pandemi covid 19 cepat berlalu masyarakat mulai beraktivitas normal perkebunan kopi semakin baik dan perekonomian juga semakin normal

Tentu semua kita menghawatirkan bila lahir generasi yang tampak sehat dari luar tetapi dalamnya tidak itulah Stunting tidak berkualitas

Tindakan antisipasi itu sangatlah penting dan Potensi Stunting itu yang harus dikawatirkan oleh karenanya media juga berperan membuat animasi atau visual lainnya sehingga menjadi pendukung disaat masyarakat mendapatkan penjelasan.

Jangan sampai kita melakukan kesalahan dengan tidak memberikan pemahaman awal kepada petugas dan memberikan standar dalam pelaksanaannya seperti halnya alat ukur yang digunakan. (REL/DIK)

Related posts