KABARACEHONLINE, SABANG: Ketua PMI yang juga penasehat BKMT Kota Sabang Drs. Suradji Junus mengatakan, kegiatan yang dilakukan ini adalah rasa kepedulian dari Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Sabang untuk melakukan atau membantu disekolah-sekolah terutama disekolah lanjutan atas (SLTA), jadi dalam hal ini BKMT ingin berpartisipasi membantu menyemprot desinfektan bekerjasama dengan PMI Kota Sabang
“Ibu-ibu di BKMT ingin berpartisipasi membantu, tetapi kan tidak mungkin mereka yang akan melakukan, oleh karenanya BKMT mengajak bekerjasama dengan PMI Kota Sabang yang dapat melakukan tugas ini dilapangan melakukan penyemprotan.” kata Suradji
Penyemprotan ini kata Suradji dilakukan diseluruh sekolah tingkat atas (SLTA) dan dibeberapa Pesantren atau Dayah yang ada dikota Sabang yaitu di Pesantren Al Mujaddid, Darul Hijrah,dan lainnya.
“Total semuanya ada sepuluh sekolah yang akan dilakukan penyemprotan,” katanya
Untuk sekolah-sekolah lainnya seperti Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar kemungkinan juga besok akan dilakukan penyemprotan desinfektan oleh BPBD dan Dinas pendidikan Kota Sabang dan itu memang tugas dan kewenangan mereka.
Selain melakukan penyemprotan desinfektan disekolah-sekolah BKMT nantinya juga akan membagikan masker dan juga alat ukur suhu tubuh (Thermoscanner) untuk beberapa sekolah.
Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Sabang Satriah S Pd sangat berterimakasih kepada BKMT dan PMI kota Sabang, sebelumnya kami juga sudah berkoordinasi dengan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Aceh untuk menghubungi BPBD, tetapi pihak BKMT dan PMI Kota Sabang sudah terlebih dahulu meminta untuk melakukan penyemprotan desinfektan.
“kita mulai masuk sekolah tanggal 13 Juli, jadi sebelum para siswa kembali bersekolah kita juga telah mempersiapkan segala kebutuhan para siswa untuk kembali bersekolah pada masa pandemi ini, seperti tempat cuci tangan dan masker,” katanya.
Bahkan disekolah kita juga telah membentuk Satgas yang nantinya bertugas menjaga anak untuk tetap menjaga jarak, dan dipintu gerbang kita juga menyediakan thermoscanner sesuai protocol new normal dimasa pandemi.
Untuk sistem masuk sekolah sesuai arahan Dinas Pendidikan Provinsi Aceh diberlakukan secara shift, didalam satu kelas ada 36 siswa dibagi menjadi dua, Kelompok A dan Kelompok B. Jadi minggu pertama yang bersekolah adalah kelompok A dan minggu kedua yang bersekolah adalah kelompok B dan akan terus bergilir.
“Sistem pembelajaran yang dilakukan saat tatap muka hanya ada tutorial, jadi tidak ada mengerjakan tugas disekolah dan tugasnya dilakukan diminggu kedua saat anak berada dirumah, dan begitu seterusnya bergilir antara kelompok A dan B.” katanya.
Sementara para dewan guru tetap hadir mengajar disekolah setiap hari seperti biasa atau tidak berlaku shift karena jumlah guru tidak terlalu ramai. (DS)
KABAR DAERAH » Jelang Masuk Sekolah, BKMT bersama PMI Sabang Semprot Disinfektan Semua SLTA