SABANG, KABARACEH: Pj. Wali Kota Sabang Reza Fahlevi mengajak masyarakat Sabang untuk menjadi ramadan meningkatkan iman dan taqwa sekaligus memperbanyak sedekah.
Puasa apabila dilakukan dengan syarat dan rukunnya akan mempunyai faedah yang sangat besar bagi diri kita.
Baik itu dari segi kesehatan secara jasmani tapi juga bertambahnya tingkat ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Adapun arti puasa dalam agama islam menahan diri dari makan, minum, dan perbuatan yang membatalkan puasa semenjak waktu terbit fajar sampai waktu terbenam matahari dengan niat ikhlas dan mengharapkan keridhaan Allah SWT.
Perintah puasa juga terdapat dalam surat QS Al-Baqarah 183 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Karena itulah puasa menjadi sarana efektif penanaman sekaligus pengaplikasian nilai-nilai religius dalam kebesaran islam.
Adapun yang bisa digali dari pelaksanaan ibadah puasa ini adalah puasa mengajari manusia untuk senantiasa menahan dan mengendalikan diri.
Karakter ini sangat dibutuhkan bukan hanya untuk orang-orang tertentu tapi juga seluruh ummat muslim yang ada di muka bumi ini.
“Jadi sebenarnya karakter ini sudah tertanam dan tumbuh subur dalam setiap pribadi kita, setidaknya akan meminimalisirkan jawa nafsu kita dari perbuatan-perbuatan tercela.
Untuk mengatasi dan mengurangi segala masalah dan penyakit tersebut yakni dengan puasa karena puasa merupakan ibadah yang paling ampuh dan efektif, asalkan pelaksanaan puasa tersebut dilakukan dengan dasar iman yang mantap kepada Allah SWT,”ujarnya.
Menurutnya, puasa dapat dikatakan sebagai ibadah yang istimewa dalam Islam.
Berpuasa dapat mencegah manusia dari perbuatan dosa yang dilakukan oleh anggota tubuhnya.
Ibadah puasa yang dijalani ummat muslim, bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus, tetapi lebih dari itu, karena puasa anugerah besar dari Allah SWT untuk menjadikan diri menuju karakter muslim sejati.
Dengan berpuasa, sebenarnya banyak sekali pelajaran yang bisa kita dapatkan.
Mulai dari mendidik kejujuran sebagai salah satu refleksi ketakwaan dalam kehidupan manusia adalah sikap jujur.
Puasa memiliki korelasi yang kuat dengan sikap positif ini.
Karena ibadah puasa itu hubungannya langsung dengan Allah SWT yang maha mengetahui. Dimana puasa itu memiliki tujuan antara lain menyucikan aspek batin manusia agar menjadi taqwa, di mana kesucian itu juga harus diaktualisasikan dalam kehidupannya sehari-hari agar terhindar dari sifat kemunafikan dan kefasikan.
“Jadi puasa itu juga sebenarnya melatih diri kita untuk hidup berdisiplin karena selama berpuasa kita tidak makan dan minum kecuali setelah terbenamnya matahari atau datangnya waktu magrib. Kedisiplinan seperti itulah hendaknya dapat menjadi kebiasaan dalam keseharian.
Ibadah paling rahasia di mata manusia yaitu ibadah puasa, karena yang mengetahui seorang berpuasa atau tidak hanya dirinya dan Allah. Belajar disiplin bukan berarti menyiksa diri sendiri, namun belajar tentang kesabaran dan penderitaan orang lain.
Jadi berpuasa pada intinya adalah melatih kesabaran, di mana sifat sabar ini juga merupakan kelemahan manusia.
Orang yang berpuasa akan merasakan lapar dan dahaga. Di sinilah rasa kepekaan sosial kita dilatih, apakah dengan puasa kita bisa menjadikan kita manusia penyabar,’ ujarnya.
Selain untuk meningkatkan rasa taqwa manusia kepada Allah SWT, maka jadikanlah puasa sebagai rasa syukur atas nikmat dan rahmat dari Allah.
Banyaknya nikmat khususnya makan dan minum tidak serta merta dinikmati oleh orang lain.
Kelebihan akan harta dan materi justru harusnya digunakan untuk membantu orang lain.
“Dari puasa inilah rasa syukur itu timbul dan semakin menambah kedekatan kita kepada sang pencipta.
Rasa syukur akan menimbulkan empati kepada orang lain yang semakin instens sehingga hasilnya rasa syukur kita akan selalu bertambah,” katanya.
“Inilah sebenarnya yang harus dipahami, bulan ramadan akan mendidik ummat muslim timbul rasa empati terhadap sesama. Dengan berpuasa manusia belajar untuk ikhlas memberi dan peduli terhadap nasib golongan yang tidak sebaik diri kita.
Dengan merasa keadaan demikian diharapkan akan membuat manusia lebih bersungguh-sungguh secara ikhlas untuk mengulurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan serta memberikan ruang besar pada diri mereka untuk mengembangkan kepekaan sosial, tanggung jawab, dan mengedepankan kepentingan orang lain dan masyarakat,” tutupnya. (Adv)