KABARACEHONLINE, BANDA ACEH: Tim monitoring dan evaluasi (Monev) Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pangan Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Kota Banda Aceh meninjau langsung ke Kelompok Wanita Tani (KWT) Maju Beusaree di Gampong Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Selasa (18/7/20).
Kegiatan monitoring dan evaluasi kali ini dilakukan terhadap kelompok tani yang bertempat di pekarangan rumah milik ketua KWT Maju Beusaree, Nur Asma.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Wahyuni Wahfar, S.Pt, M.Si mengatakan, ini merupakan salah satu dari lima KWT yang dibina pihaknya sejak tahun 2018 silam.
“Kita rutin memonitoring dan evaluasi kelompok tani wanita di Kota Banda Aceh minimal dua kali dalam sebulan,” katanya.
Ia mengaku, DPPKP Kota Banda Aceh telah melakukan berbagai upaya pembinaan dan penyuluhan kepada KWT yang sudah berdiri. Bahkan, KWT Maju Beusaree sendiri saat ini mampu berjalan mandiri di tahun 2020 tanpa ada bantuan dana dari pemerintah sebagaimana telah diberikan beberapa tahun sebelumnya.
“KWT Maju Beusaree ini sudah mandiri tanpa dibiayai lagi oleh pemerintah. Kita bisa liat bagaimana perkembangannya saat ini dalam keadaan mandiri,” jelasnya.
Kendati demikian, pihaknya terus melakukan pendampingan dan pembinaan.
“Kalau ada keluhan dan kendala bisa langsung ditangani oleh penyuluh pendamping yang ada di desa masing-masing,” lanjut Wahyuni.
Ia berharap kepada warga Kota Banda Aceh agar dapat memanfaatkan lahan kosong di pekarangan rumah untuk menanam, sayur-sayuran dan tanaman obat keluarga, selain indah juga memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga.
“Jenis sayuran yang dibudidaya oleh anggota kelompok dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga tanpa harus membeli, dan hasil dari panen yang berlebih bisa dijual sehingga meningkatkan ekonomi masyarakat itu sendiri,” harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua KWT Maju Beusaree Nur Asma mengatakan, setidaknya ada 40 orang yang tergabung dalam KWT ini.
“Di kelompok kami ini ada sekitar 40 orang anggota sudah menanam di pekarangan rumah masing-masing,” jelas wanita yang kerap disapa Mak Bit ini di halaman rumahnya.
Adapun tanaman yang sering ditanam, kata Mak Bit untuk jenis sayur seperti selada, bayam, kangkung, terong, cabai, pakcoy, sawi, tomat, seledri, beberapa tanaman obat (Toga) dan beberapa jenis lainnya.
Di sini juga ada Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber) seperti ikan lele dipelihara dalam ember yang ditanami kangkung di atasnya.
Mak Bit mengaku, program yang dibina oleh DPPKP Kota Banda Aceh ini sangat membantu menjaga keseimbangan gizi keluarga. Pasalnya, Gampong Lampulo sendiri terletak di daerah pesisir pantai yang mayoritas masyarakat mengkonsumsi ikan.
“Kalau dulu orang di sini setiap harinya makan lebih banyak ikan, dengan adanya program ini minat orang untuk makan sayuranpun sekarang meningkat dan lebih beragam,” ungkapnya.
Menurutnya, selain dapat menjaga keseimbangan gizi keluarga, juga dapat membantu ekonomi keluarganya. Biasanya hasil panen yang diperoleh dari kebun di halamannya rumahnya ia jual ke pedagang sayur, kafe serta rumah makan.
“Seperti selada itu masa panennya 40 hari, biasanya setiap pedagang langganannya membeli selada minimal 50 ribu perharinya untuk kebutuhan warung dan kafe mereka masing-masing,” katanya.
Ia berharap, program ini bisa terus berkelanjutan sebagai salah satu upaya meningkatkan ekonomi yang banyak menerpa warga di masa pandemi Covid-19.
“Kita semua bisa memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam tanaman dan sayuran yang langsung bisa panen di depan rumah, tidak harus keluar rumah untuk berbelanja apalagi di masa Covid-19 ini.”(RED)
KABAR BERITA » DPPKP Kota Banda Aceh Tinjau Kelompok Wanita Tani di Gampong Lampulo
DPPKP Kota Banda Aceh Tinjau Kelompok Wanita Tani di Gampong Lampulo
KABAR ACEH
KABAR LAINNYA
- KOLOM21 Desember 2024
- KABAR BERITA20 Desember 2024
- KABAR DAERAH20 Desember 2024
- KABAR DAERAH20 Desember 2024