KABARACEH,ANDA ACEH – Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh bersama Media Group menggelar Seminar Nasional dengan tema “ Aceh Pusat Peradaban Islam Terawal di Asia Tenggara”, Senin (17/2/2020) bertempat di Aula lantai III, Gedung Pascasarjana UIN Ar-Raniry.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Dr H Warul Walidin AK MA yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Ar-Raniry, Dr H Gunawan MA PhD. Turut dihadiri oleh ketua Forum Bersama (Forbes) Anggota DPR RI dan DPD RI asal Aceh, Nasir Jamil, anggota DPD RI Asal Aceh, Fadhil Rahmi, Dekan FAH UIN Ar-Raniry, Fauzi Ismail, dan Direktur Sekolah Sukma Bangsa Pidie, Marthunis Bukhari.
Ketua pelaksana, Dr.Bustami, M.Hum mengatakan bahwa seminar nasional ini merupakan rangkaian dari acara kenduri kebangsaan yang di inisiasi oleh Yayasan Sukma dan Forum Bersama (Forbes) Anggota DPR RI dan DPD RI asal Aceh yang di pusatkan di Sekolah Sukma Bangsa, Bireun, Aceh pada tanggal 22 Februari 2020 mendatang.
“Seminar nasional ini dilaksanakan selama satu hari dengan menghadirkan peserta dari perwakilan akademisi, peneliti, budayawan, sejarawan, tokoh masyarakat, perwakilan pemerintah, mahasiswa dan masyarakat umum lainnya”,kata Bustami.
Selain itu, kata Bustami pihaknya mengaku sangat senang atas tingginya animo peserta untuk hadir pada kegiatan seminar nasional yang diprakarsai oleh Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry dan Yayasan Sukma.
“Hasil dan rekomendasi dari seminar hari ini akan dirumuskan oleh sebuah tim kecil yang dipimpin oleh Drs Nurdin AR Mhum dan hasilnya akan ditayangkan pada kenduri kebangsaan yang dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2020 mendatang yang dijadwalkan akan dibuka langsung oleh bapak Presiden RI, Joko Widodo”,kata Bustami.
Seminar tersebut menghadirkan sejumlah narasumber antara lain Prof Dr Azyumardi Azra MA dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Edmund Edwards McKinnon PhD (Arkeolog Independen dan peneliti situs-situs sejarah di Sumatera) dan Prof Dr Misri A Muchsin M Ag dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh yang dipandu oleh Sanusi MHum.
Dalam pemaparannya, Edmund Edwards McKinnon PhD mengatakan bahwa negeri Fansur purba terletak di Aceh, persisnya di Lhok Pancu yaitu Lhok Lambaro Neujid.
“Hasil penelitian kami telah menganjurkan bahwa lokasi Fansur adalah di Lhok Pancu atau Lhok Lambaroneujid sekitar beberapa kilometer sebelah barat dari kota Banda Aceh yang sekarang. Lokasi ini sesuai dengan tulisan Arab dari abad ke-9 dimana mereka sebutkan bahwa Fansur dan Lamri adalah berdekatan”,kata Edwards McKinnon selaku Arkeolog Independen dan peneliti situs-situs sejarah di Sumatera, Senin (17/2) di Aula Pascasarjana UIN Ar-Raniry.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa banyak sekali peneliti sejarah asing telah menyamakan Fansur dengan Barus yang pada zaman purba terkenal sebagai Varosu. Akan tetapi,dalam tulisan Arab dari abad ke-9 sampai abad ke-14, kedua nama tersebut tidak pernah disamakan.
“Negeri Fansur adalah suatu pelabuhan purba yang menonjol dan termasyhur. Namanya muncul dalam teks kuno dari sumber Cina, Arab, Melayu, dan lain-lainya. Berdasarkan tulisan Arab, Fansur walaupun dianggap sebagai sumber bahan kapur Barus, yaitu kapur Fansuri, pelabuhan ini berbeda dengan lokasi Barus dan terletak dekat Negeri Lamuri, yaitu Lamreh sekarang”,jelasnya.
Sedangkan narasumber lainnya masing-masing, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Dr Azyumardi Azra MA membahas tentang pentingnya Aceh sebagai pusat pertama peradaban Islam di Nusantara dan Prof Misri A Muchsin MAg dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh membahas tentang Kesulthanan Samudra Pase : Titik Nol Peradaban Islam di Asia Tenggara. (RED)