Nab Bahany AS: Dunia Kebudayaan Aceh Berduka

Picture of KABAR ACEH
KABAR ACEH
Nab Bahany AS

KABARACEH, BANDA ACEH: “Innalillahi Wainna Ilaihi Rajiun.” Tulis Nab Bahany AS dalam laman Facebooknya, Kamis, 17 September 2020.

Kata Nab Bahany AS, “Seorang putra terbaik Aceh H. Harun Keuchik Leumiek telah meninggalkan kita untuk selamanya. Beliau meninggal pukul 14.00 siang kemarin 16 Septerber 2020, di rumah kediamannya, Jln. Teuku Imum Lueng Bata No. 1, Gampong Lamseupeueng, Simpang Surabaya, Banda Aceh, tutup usia 78 tahun.”

Menurut Nab Bahany AS, kepergian H. Harun Keuchik Leumiek untuk selamanya membuat dunia kebudayaan Aceh berduka.

“Kita semua merasa kehilangan yang termat sangat dengan kepergiannya. Semasa hidupnya, beliau orang yang sangat peduli dengan penyelamatan benda-benda budaya warisan sejarah Aceh,” katanya.

Almarhum H. Harun Keuchik Leumiek kata Nab Bahany dalam mengoleksi benda benda peninggalan sejarah Aceh berapa pun mahalnya tetap beliau beli untuk disimpan dalam museum pribadinya. Agar benda-benda pusaka peninggalan sejarah Aceh itu tidak dibawa lari (dijual) ke luar Aceh, atau ke luar negeri.

“Saya melakukan semua itu untuk kepentingan Aceh, agar anak Aceh ke depan tahu semua seluk beluk benda-benda budaya warisan indatunya”, tutur almarhum
H. Harun Keuchik Leumiek sekali waktu kepada Nab Bahany AS semasa hidupnya.

Menurut Nab Bahany AS itu jasa H. Harun Keuchik Leumiek yang luar biasa bagi Aceh, yang tidak bisa dilakukan oleh sebarangan orang–walau pun uangnya melimpah–kecuali oleh orang-orang yang peduli terhadap sejarah dan kebudayaan Aceh. Tapi semua itu dilakukan H. Harun Keuchik semasa hidupnya, agar benda-benda budaya peninggalan sejarah Aceh itu tetap terjaga dan lestari sepanjang masa di Aceh.

Dan itu memang terus beliau lakukan semasa hidupnya. Ini pengabdian beliau yang luar biasa, terhadap penyelamatan benda-benda pusaka sejarah Aceh yang tak ternilai harganya.

“Saya sebagai penulis buku biografi beliau, dan sekaligus editor dari beberapa buku karya beliau, tentu saya belajar banyak dari almarhum, terutama dalam hal memahami seluk beluk benda-benda budaya peninggalan sejarah Aceh,” katanya.

Beliau sangat ahli dalam menjelaskan suatu bentuk benda budaya peninggalan sejarah Aceh, mulai dari motif pembuatannya, sampai fungsi penggunaannya, dan cara pembuatannya dapat beliau jelaskan secara detail terhadap sesuatu benda budaya itu.

Itu semua adalah ilmu yang beliau miliki secara otodidak, yang ilmu itu sangat langka dikuasai secara akademik. Dalam hal penguasaan ilmu yang sangat spesifik ini, menurut Nab Bahany, almarhum semasa hidupnya sangat memenuhi syarat untuk mendapatkan anugerah Doktor Honoris Causa secara akademik.

Memang penah ada sebuah Universitas di Malaysia–atas prakarsa beberapa tokoh Ikatan Masyarat Aceh Malaysia (IMAM)–bersedia menganugerahi Doktor Honoris Causa (HC) dalam ilmu budaya kepada almarhum semasa hidupnya. Tapi belia menolak dengan santun. Pertimbangannya, bukan itu yang beliau cari, tapi keikhlasan untuk berbuat dalam menyelamatkan benda-benda budaya peninggalan sejarah Aceh.

Sekarang beliau sudah tiada. Kita tidak tahu lagi kemana harus belajar, untuk memahami ilmu yang sangat spesifik yang ada pada itu, yaitu ilmu tentang seluk beluk kebendaan peninggalan sejarah Aceh.

“Setahu saya, hingga saat ini belum ada ahli benda-benda budaya peninggalan sejarah Aceh, seperti bentuk perhiasan, senjata tajam, porselin, motif tenunan Aceh, mata uang emas dirham Aceh. Dan benda-benda budaya kerajinan peningalan sejarah Aceh lainnya,” jelasnya.

Almarhum H. Keuchik Leumiek orang yang sangat ahli dalam bidang ilmu itu. Hal ini dapat dilihat dalam buku yang beliau tulis semasa hidupnya: “Kemilau Warisan Budaya Aceh”. Buku yg super Lux ini adalah karya Besseler beliau yg diterbitkan dlm dua bahasa (Indonedia-Inggris) tahun 2016. Dan saya dipercayakan menjadi editor buku ini.

Sebenarnya, dalam beberapa hari ini kami juga sedang mempersiapkan acara peluncuran buku biografi beliau yang saya tulis, untuk edisi revisi cetakan ke IV. Yang rencana peluncurannya bertepatan dengan hari ulang tahun beliau yang ke 78, tanggal 19 September 2020.

“Sebagai manusia, kita Diboleh utk merencakan sesuatu, tapi Allah-lah yg menentukan selaga rencana hambanya. Allah telah lebih dulu memanggil Ayahanda H. Harun Keuchik utk berpulang Kepada-Nya,” tutur Nab Bahany AS.

“Selamat jalan guruku, selamat jalan Ayahanda, semoga bapak menjadi tamu Allah Yang Agung di surga-Nya. Aamiin,” tutupnya. (RD)

KABAR LAINNYA
KABAR TERKINI