KOTA JANTHO, KABARACEHONLINE.COM: Mengantisipasi dampak El Nino terhadap Pertanian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar melalui Dinas Pertanian (Distan) Aceh Besar mengeluarkan sejumlah strategi jitu yang dianggap dapat menyelamatkan dan untuk pengamanan tanaman pangan pada musim tanam.
Kepala Dinas Pertanian Jakfar, SP, MSi, menghimbau masyarakat untuk melakukan upaya antisipasi kekeringan hingga bulan maret 2024 dengan cara mengefektifkan mesin pompanisasi yang ada dan memanfaatkan sumber air yang tersedia dan melakukan pengairan berselang bagi daerah irigasi.
“Sumber debit air memang berkurang akibat dampak curah hujan yang rendah dan elnino masih berlangsung sampai bulan maret 2024,” ujar Jakfar Selasa (16/1/2024) saat memonitoring persawahan Gampong Lamsie, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar.
Jakfar mengatakan pada awal musim tanam ini, sudah kita ingatkan agar tetap waspada dengan kondisi iklim elnino, termasuk dalam hal penggunan benih kita anjurkan penggunaan benih tahan kekeringan.
“Kita juga menghimbau masyarakat untuk melakukan percepatan tanam dan memaksimalkan capaian target luas tanam dan memastikan kesiapan saprodi, alsintan, sarana, pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)/penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI), dan penanganan panen serta pasar,” ucapnya.
Selain itu menurut Jakfar dirinya juga mengajak masyarakat untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan tadah hujan untuk percepatan pertanaman padi pada daerah yang curah hujannya masih cukup tinggi, untuk memaksimalkan pertanaman pangan khususnya padi.
Juga harus memanfaatkan benih insitu untuk memenuhi kebutuhan benih di wilayah masing- masing serta memastikan ketersediaan benih toleran kekeringan seperti varietas Inpago 5, Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10, Inpari 10 Laeya, Rindang 1 Agritan, Rindang 2 Agritan dan varietas lokal sejenisnya serta varietas tahan OPT endemis,” ucapnya.
Selain itu juga mengoptimalkan pemanfaatan sumur pompa, sumur suntik, biopori, embung dan longstorage dalam mendukung ketersediaan air dan meningkatkan koordinasi dengan instansi lterkait sistem pengairan, perbaikan drainase, optimalisasi infrastruktur, penyiapan pompa, panen air, penerapan teknologi hemat air,” tambahnya.
Jakfar juga mengimbau para Koordinator BPP bersama seluruh penyuluh untuk melakukan percepatan tanam dan panen dengan melakukan pengawasan ke petani/kelompok tani secara intensif.
Meningkatkan pelayanan Brigade Alsintan/UPJA.
“Juga harus mengoptimalkan penggunaan pompa air di wilayah yang rentan kekeringan dengan memanfaatkan sumber-sumber air yang ada (embung, dam parit, perpompaan, sungai, sumur dan lain-lain) danMendorong petani untuk mengikuti program AUTP,” ungkapnya.
Ia mengimbau seluruh pihak untuk melakukan antisipasi dini terutama pada sektor yang mengelola ketersediaan air. “Kita semua harapkan agar sektor yang mengelola ketersediaan air sudah perlu lebih dini mengantisipasinya,” pungkas Jakfar. (Slm)