Ditengah kesibukan saya berkerja sebagai driver di salah satu perusahaan ojek online (ojol), saya sering berjumpa dengan orang-orang yang mempunyai pemikiran yang kritis.
Dapat dikatakan bahwasanya bercerita dengan orang-orang seperti itu bisa memompa pemikiran kita untuk dapat berpikir kembali bagaimana dengan nasib Aceh saat ini jika kedepannya Aceh jatuh kepada pemimpin yang tidak bertanggung jawab?
Kemudian setelah menunggu beberapa saat, tiba-tiba handphone yang saya pegang berdering, spontan saya lihat rupanya??. “Alhamdulillah Orderan Masuk”. Saut saya dalam hati.
Singkat cerita, setelah saya menjemput salah seorang penumpang yang sudah order jasa saya, kemudian saya pun menyelesaikan tugas saya, yakni mengantar penumpang ke titik finish pengantaran.
Disela-sela perjalanan penumpang saya bertanya sembari basa-basi mengenai bagaimana dengan para calon atau yang telah di usung oleh parpol (partai politik) untuk maju di pemilihan kepala daerah tingkat provinsi tersebut. Ia melontarkan sedikit pertanyaan sembari perjalanan berlangsung.
“Dik, ada nggak harapan kamu untuk pemimpin yang akan memimpin Aceh nantinya?”.
Tanpa pikir panjang, spontan saja saya jawab.
“jelas ada dong bang, banyak sekali harapan-harapan dari kami mahasiswa serta orang-orang awam ini untuk para pemimpin yang akan memimpin Aceh selanjutnya,” jawabku.
Kemudian beliau melanjutkan lagi dengan sedikit pertanyaan mengolok-olok.
“Kalau kamu yang jadi pemimpin Aceh, bakal wakilin aspirasi masyarakat nggak?”.
Dengan gagah dan tertawa kecil saya pun menjawab.
“Insya Allah saya wakilin bang,” jawabku singkat seiring mengemudi untuk keselamatan berkendara.
Singkat cerita sampailah dimana penumpang yang saya antar tiba di tujuan, beliau kembali berpesan.
“Dik nanti kalo jadi orang besar ingat bagaimana hak-hak rakyat ya, jangan dirakusin karena nggak ada untungnya bagi kita,” harapnya.
Kemudian tanpa pikir panjang saya jawab “Iya, bang. Pasti.” sambil sedikit tersenyum.
Ditengah perjalanan pulang menuju ke tempat saya mangkal. Saya berpikir keras bahwa yang sebenarnya harus memimpin Aceh ini adalah orang-orang yang mempunyai banyak kriteria.
Kemudian saya juga teringat oleh materi seminar yang di paparkan oleh bapak Dr. Wiratmadinata, S.H., M.H dengan tema “Menyelamatkan Aceh” saat itu beliau juga memaparkan tentang kriteria-kriteria yang dapat dipilih untuk memimpin Aceh ini, yakni sebagai berikut.
Pertama. Kita butuh “pemimpin yang tipikal diplomat ulung”
Kedua. Kita butuh “pemimpin yang pengayom rakyat”
Ketiga. Kita butuh “pemimpin yang berilmu, paham tata kelola, dan berwawasan luas”
Keempat. Kita butuh “pemimpin dengan tipikal pemberani, cerdik dan inovatif”
Kelima. “pemimpin dengan tipikal professional, ksatria serta iman yang teruji”
Dari kelima kriteria yang di sebutkan oleh Dr. Wiratmadinata, kita bisa tahu bahwa untuk memimpin Aceh itu tidak sulit namun penuh dengan tantangan serta rintangan yang begitu besar.
Namun dengan semangat serta tekad para pemimpin yang jujur, adil serta amanah, maka dapat dipastikan Aceh ini akan penuh dengan ke istimewaannya, banyak harapan dan impian dari masyarakat khususnya anak-anak serta pemuda-pemudi yang di Aceh agar dapat merasakan harapan dan impian nya tersebut dapat terwujud melalui pemimpin yang mendengar akan aspirasi mereka. Banyak pula yang sedang memperjuangkan hak-hak baik itu dari kaum disabilitas serta yang lainnya.
Sebagai mahasiswa sudah harus mengerti dan peka akan hal yang sedemikian, sebagai mahasiwa harus memperjuangkan hak-hak dari masyarakat sendiri. Sebagai mahasiwa juga harus berpegang teguh untuk senantiasa menilai hal-hal yang benar tanpa membenarkan yang salah.
*Penulis merupakan mahasiswa Ilmu Politik di FISIPOL UIN Ar-Raniry Banda Aceh.