KOT JANTHO, KABARACEHONLINE.COM: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Aceh Besar bekerjasama dengan Muslim Aid dan Yayasan Kemanusiaan Madani Indonesia (YKMI) menyelenggarakan Lokarya Pengenalan Perlindungan Anak di Hotel Permata Hati, Ingin Jaya, Kamis (07/11/2024).
Workshop ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari berbagai latar belakang, diantaranya Pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Besar, para Guru dari berbagai sekolah, Kepolisian, para ahli dan praktisi di bidang psikologi dan perlindungan anak serta lembaga PBB yang bergerak dibidang ibu dan anak, UNICEF.
Lokakarya tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Besar Bahrul Jamil, S.Sos., M.Si yang diwakili Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Disdikbud Aceh Besar, Dr. Agus Jumaidi S.Pd M.Pd. Dalam sambutannya ia mengatakan kegiatan itu bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan para peserta dalam melindungi hak-hak anak di Aceh, khususnya dalam lingkungan pendidikan.
“Karena isu kekerasan terhadap anak harus diketahui semua guru, sehingga bagi kami lokakarya ini sangat penting bagi kalangan guru untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan para peserta dalam melindungi hak-hak anak di Aceh, khususnya dalam lingkungan pendidikan,” tuturnya.
Ketua YKMI Elfi Hasnita juga menyampaikan isu perlindungan anak yang semakin mendapat perhatian, mengingat berbagai kasus yang masih terjadi di sekitar kita.
Banyak anak yang masih rentan mengalami kekerasan, penelantaran, atau bahkan eksploitasi, baik secara fisik, emosional, maupun digital.
Anak-anak berkebutuhan khusus, seperti yang diajar di Sekolah Luar Biasa (SLB), juga memerlukan perhatian dan perlindungan yang lebih intens.
“Mereka memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perlindungan, rasa aman, dan kesempatan untuk tumbuh secara optimal,” ujar Elfi.
Rangkaian kegiatan tersebut meliputi sesi berbagi praktik terbaik dari Program Pendidikan Sekolah Sehat yang disampaikan oleh dr. Natasya Phebe, Nutrition Officer dari UNICEF Aceh, serta paparan mengenai tren kasus kekerasan terhadap anak di lingkungan pendidikan oleh Aipda Jamil dari Polresta Banda Aceh.
Diskusi interaktif serta kelompok, yang dipandu oleh psikolog Novita Sari, S.Psi., dari Tim SCSS Universitas Syiah Kuala, juga menjadi bagian penting dalam kegiatan ini untuk membahas rencana tindak lanjut.
“Melalui workshop ini, YKMI juga berharap dapat mendorong kolaborasi lebih lanjut antara instansi pemerintah, LSM, dan komunitas untuk mendukung terciptanya lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak di Aceh,” tutupnya. (Slm)