BANDA ACEH, KABARACEHONLINE.COM: Penjabat (Pj) Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh Besar Cut Rezky Handayani SIP MM, didampingi Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Kadisparpora) Kabupaten Aceh Besar Abdullah SSos, menghadiri malam Pemilihan dan Penobatan Agam Inong Aceh 2024 yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh yang bekerjasama dengan Yayasan Agam Inong Aceh, di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh, Sabtu (23/11/2024) malam.
Tidak hanya itu, Pemilihan dan Penobatan Agam Inong 2024 tersebut turut diwarnai dengan penyerahan piagam kepada para dewan juri oleh Pj Ketua Dekranasda Aceh Ny Safriati Safrizal SSi MSi sebagai bentuk penghargaan atas dedikasinya dalam menyukseskan malam Pemilihan dan Penobatan Agam Inong Aceh 2024.
Pada kesempatan itu, Pj Ketua Dekranasda Aceh Besar, Cut Rezky Handayani, didampingi Kadisparpora Aceh Besar turut mengapresiasikan capaian Agam Aceh Besar M Faiz Alkirami yang telah meraih juara satu dan dinobatkan sebagai Agam Aceh 2024 bersama Syarifah Nadira asal Aceh Timur yang juga dinobatkan sebagai Inong Aceh 2024.
“Kami tentunya sangat bangga atas capaian saudara M Faiz Alkirami yang telah dinobatkan sebagai Agam Aceh 2024. Ini adalah pencapaian luar biasa yang bahkan telah mengharumkan nama Aceh Besar yang juga bisa menjadi inspirasi bagi yang lainnya,” ujarnya.
Ia juga menyemangati Inong Aceh Besar yang belum berhasil melaju ke babak selanjutnya, dengan mengatakan, “Bagi Inong yang telah tereliminasi, tetap tegar dan jangan patah semangat. Setiap proses mengandung pelajaran berharga, dan kalian semua sudah memberikan yang terbaik.”
Sebelumnya, Pj Ketua Dekranasda Aceh, Ny Safriati Safrizal, dalam sambutannya menekankan pentingnya pelestarian kebudayaan dan bahasa Aceh, serta peran generasi muda sebagai agen perubahan. Ia mengajak semua yang hadir untuk menggunakan bahasa Aceh dalam kehidupan sehari-hari, mengingat kekhawatiran akan hilangnya bahasa tersebut dalam waktu dua dekade mendatang jika tidak ada upaya pelestarian.
“Generasi muda harus menjaga kebudayaan dan bahasa Aceh. Saat ini banyak yang enggan menggunakan bahasa Aceh, bahkan di desa-desa. Jika ini tidak segera diperhatikan, saya khawatir dalam 20 tahun bahasa Aceh akan hilang dari tanah ini,” ungkapnya.
Safriati juga mengapresiasi promosi kebudayaan Aceh di tingkat internasional dan mengajak peserta untuk memanfaatkan digitalisasi untuk mempromosikan pariwisata dan kuliner Aceh ke seluruh dunia. Ia menekankan pentingnya peran peserta sebagai duta kebudayaan, pariwisata, dan ekonomi kreatif Aceh.
“Kalian bukan hanya duta kebudayaan, tetapi juga duta ekonomi kreatif Aceh. Buatlah konten yang bisa memperkenalkan Aceh kepada dunia,” tambahnya.
Safriati mengakhiri sambutannya dengan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung Pemilihan dan Penobatan Agam Inong Aceh 2024 tersebut, termasuk sponsor dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, serta berharap agar kegiatan serupa dapat terus digelar di masa mendatang.
“Terima kasih kepada Dinas Pariwisata Aceh yang terus mendukung kegiatan ini. Semoga kita dapat terus bekerja sama dan melestarikan budaya Aceh,” tutupnya.(Slm)
