
KETUA DPRK Kota Sabang Magdalaina mengatakan, peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-79 Tahun 2025, hendaknya dijadikan momentum para Insan Pers di Sabang untuk terus eksis mengawal kebijakan pemerintah.
Kata Magdalaina, pers harus terus berpegang pada prinsip integritas dan profesionalisme, dan ini mengingatkan bahwa Pers berperan sebagai pilar demokrasi yang harus tetap kritis terhadap kebijakan pemerintah dan menjaga independensinya.
Melalui media, katanya, peran Pers juga sangatlah besar sekali, selain mengawas juga berperan penting menjadi corong menyampaikan aspirasi masyarakat.

“Kehadiran Pers yang profesional akan menjadi salah satu faktor penentu maju dan berkembangnya suatu daerah,” kata Magdalaina, Kamis, 20 Februari 2025.
Menurut Magdalaina, tugas wartawan itu tidak hanya berhenti sampai selesainya Pemilu dan Pilkada saja. Tapi akan terus berlanjut peran dan tugasnya untuk terus mengawal kebijakan pemangku kepentingan daerah.
Magdalaina berharap melaui medianya, Pers harus bisa memberikan ruang bagi suara-suara yang kurang terwakili. Selain itu juga, dengan pesatnya perkembangan era digitalisasi sekarang ini membawa tantangan baru bagi seluruh media masa di Indonesia, terutama maraknya penyebaran berita hoaks.

“Oleh karena itulah, kami berharap agar insan Pers di Sabang juga dapat menjadi penyeimbang sekaligus antisipasi dalam menyampaikan informasi sebelum dipublikasikan,” kata Magdalaina.
Menurutnya, insan Pers melalui media masanya harus turut berpartisipasi secara positif dalam mendukung pembangunan daerah. Jangan pernah orientasi pada kepentingan kelompok atau mudah diperalat pihak-pihak tertentu, tapi mari dahulukan kepentingan publik dari pada kepentingan lainnya.
“Kesetiaan kepada publik harus menjadi prinsip utama bagi media masa dan insan Pers dalam bekerja. Mari jalankan tugas-tugas jurnalistik dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi,” ujarnya.

Selain itu juga kata Magdalaina, pada peringatan HPN ke-79 ini, insan Pers juga memiliki peran strategis dalam mengawal ketahanan pangan sebagai bagian dari kemandirian bangsa.
Tentunya tema yang diambil dalam HPN 2025 menegaskan bahwa Pers tak hanya berperan dalam mengabarkan, tapi juga mengawal kebijakan membangun kesadaran masyarakat serta memastikan transparansi dan akuntabilitas lewat sektor-sektor vital.
Termasuk di dalamnya adalah sektor pangan. Tanpa Pers yang berkualitas, kebijakan pangan bisa kehilangan transparansi. Jangan sampai masyarakat kecil terjebak dalam disinformasi yang akhirnya terkikis oleh globalisasi.
“Kita ketahui bersama pada tahun 2025 ini, Indonesia dan negara lainnya menghadapi tantangan dalam ketahanan pangan,” jelasnya.
Hal ini semakin dipengaruhi oleh perubahan iklim yang menyebabkan fluktuasi produksi beras dan pasokan yang belum optimal dan polabilitas harga bahan pokok.
“Namun di balik semua ini kita harapkan bangsa kita bisa mencapai swasembada pangan sesuai progran presiden Prabowo Subianto yang telah menegaskan komitmen pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional,” katanya.

Solusi bagi tantangan pangan masa depan dan ketahanan pangan berbasis budaya juga harus menjadi bagian dari strategi ke depan agar tidak hanya swasembada, tapi juga berdaulat secara ekonomi dan berdaulat secara identitas.
“Kerja sama dengan insan Pers sangat penting dalam usaha kita untuk ketahanan pangan dan untuk berbagai sektor lainnya dalam mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah,” harapnya.
Pun begitu, katanya lagi, untuk menuju pencapaian dan kemajuan tersebut diharapkan semua pihak harus bisa berkolaborasi mendukung semua program pemerintah. Media adalah unsur terpenting dari semua ini karena tidak hanya melaporkan realitas, tapi juga bisa membentuk karakter masyarakat untuk berfikir cerdas.
“Jadi media itu tak hanya melaporkan realitas, tetapi juga memiliki peran penting membentuk imajinasi kolektif positif. Sekali lagi saya mengajak seluruh insan Pers yang tergabung dalam organisasi PWI Kota Sabang untuk selalu besikap independen, berkualitas dan berintegritas,” demikian tutup Magdalaina. (Adv)
