REDELONG, KABARACEHONLINE.COM: Data terakhir, Rabu 03 Desember 2025, pukul 23. 59 WIB, dari Data BPBD Bener Meriah, korban Banjir dan longsor tercatat korban jiwa meninggal 34 orang, hilang 22 orang sementara jumlah pengungsi mencapai, 39.272 dan warga terisolir 46.611 jiwa.
Data tersebut juga mencatat enam kecamatan terisolir dari ibukota kabupaten, yakni kecamatan Pintu Rime Gayo, Gajah Putih, Permata, Mesidah, Syiah Utama dan Timang Gajah. Tercatat 72 desa terisolir.
Terdapat 50 titik pengungsian yang tersebar di berbagai kecamatan, sementara infrastruktur yang hancur, 130 jembatan rusak, 28 lokasi jalan putus. Longsor di kabupaten penghasil kopi ini terjadi di 39 lokasi dan banjir 27 lokasi.
Hingga berita ini ditulis, jaringan listrik dan telpon dan internet putus, warga kesulitan untuk mencari kebutuhan makanan pokok, terutama beras, begitu juga untuk mencari bahan bakar BBM untuk kendaraan.
Sementara pihak Berwenang terus melakukan pendataan dan evakuasi dan memperbaiki akses jalan untuk menembus desa-desa terisolir.
Sementara itu, Ketua Tim Kebencanaan Kabupaten Bener Meriah, Riswandika Putra mengatakan logistik bantuan sudah mulai disalurkan sejak beberapa hari lalu ke tempat – tempat pengungsian di daerah itu, termasuk logistik bantuan sembako kepada masing – masing desa. Setiap desa membuat dapur umum untuk memberikan makan bagi warga setempat. Meski bantuan terbatas.
Namun, ungkap dia, yang menjadi kendala terbesar saat ini adalah stok Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kendaraan yang mengangkut logistik sudah mulai menipis.
”Stok BBM sudah menipis, sangat dikhawatirkan penyaluran logistik tidak dapat dilakukan. Demikian pula, perbaikan akses jalan juga tidak bisa dilakukan karena BBM untuk alat berat juga sudah menipis,” jelasnya.
Prhatian khusus dan cepat dari pemerintah pusat dan provinsi sangat diharapkan karena saat ini jalur akses ke wilayah Kabupaten Bener Meriah hanya dapat dilakukan melalui udara. (Arsadi)







