
BANDA ACEH, KABARACEHONLINE.COM: Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah ST mengunjungi seorang siswi SMP yang mengalami tindakan tak senonoh, menjurus ke eksploitasi seksual oleh sekelompok remaja. Korban tidak pulang ke rumah selama tiga malam, sehingga menimbulkan traumatik bagi dirinya.
Saat berkunjung ke rumah korban di salah satu gampong di Banda Aceh, Senin (16/6/2025), Irwansyah menyampaikan rasa prihatin dan simpati kepada korban dan keluarganya.
Ia mengaku sedih bercampur prihatin saat mendengarkan peristiwa kelam yang dialami oleh gadis belia tersebut.
Kejadian itu terjadi pekan lalu, berawal saat korban diajak pergi bermain oleh temannya. Namun setelah itu, mereka bertemu dengan sekelompok remaja laki-laki lainnya, dan kemudian gadis tersebut pun tidak pulang tiga malam. Keluarganya pun menjadi sangat risau atas kehilangan anak gadisnya.
Selama tiga malam itu pula, sekelompok remaja tersebut melakukan hal-hal tidak senonoh dan menjurus ke tindakan eksploitasi seksual terhadap korban.
Hingga akhirnya, pada Rabu (11/6/2025), korban ditemukan dalam keadaan trauma berat dan lemah oleh personel kepolisian yang sedang berpatroli di kawasan Peunayong, Banda Aceh.
Kata Irwansyah, saat ini kasus ini sudah ditangani oleh pihak kepolisian. Ia berharap kasus ini dapat segera diungkap dan pelaku mendapat ganjaran sesuai hukum yang berlaku. Serta korban dan keluarganya mendapatkan keadilan atas peristiwa yang sangat menyayat hati ini.
“Kita juga berharap kejadian seperti ini tidak berulang lagi di kemudian hari, tidak menjadi wabah, tradisi, budaya yang menimpa anak remaja dan pemuda kita,” harap Irwansyah.
Atas nama Ketua DPRK Banda Aceh, ia meminta Pemko Banda Aceh melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) serta instansi terkait lainnya agar terus memberikan pendampingan selama proses penyembuhan dari trauma.
Ketua DPRK Banda Aceh menilai, sudah saatnya tongkrongan anak-anak remaja di Banda Aceh tidak dibiarkan terlalu bebas.
“Karena tongkrongan malam itu, saat pantauan, kontrol, dan pengawasan sosial dari orang tua dan lingkungan tidak ketat, saat itulah berbagai ajakan berbuat jahat muncul,” beber politisi PKS ini.
Merespons peristiwa itu, Irwansyah menilai program Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sangat relevan diterapkan di Banda Aceh, yaitu pemberlakukan jam malam.
Pemberlakuan jam malam, katanya, bertujuan agar masa-masa muda dan masa sekolah, pada malamnya diisi dengan istirahat yang cukup, agar paginya dapat fokus belajar menimba ilmu.
“Jangan sampai malam dipakai nongkrong, apalagi melakukan hal-hal tidak baik, bahkan tidak senonoh, paginya sudah pasti itu tidak bisa menyerap ilmu,” ujarnya.
Ia berharap semua pihak dapat berperan dalam membawa remaja-remaja Banda Aceh terhindar dari perbuatan negatif dan menjalani kehidupan yang sehat.
Kata Irwansyah, pihaknya juga mendorong semua pihak untuk berperan aktif dalam menjaga kehidupan warga. Keuchik diharapkan memperkuat pageu (pagar) gampong, lakukan pantauan terhadap rumah-rumah dan aset-aset yang ada di gampong, terutama rumah/bangunan yang kosong dan baru.
“Harus dipantau digunakan untuk apa, siapa yang tempati. Orang tua juga berperan memantau apa aktifitas anaknya, terutama di malam hari, kalau tidak ada kebutuhan, maka jangan diberikan izin,” katanya.
Begitu juga dengan dinas terkait di Pemko, seperti Satpol PP/WH, harus meningkatkan intensitas patroli, menjaga kota dari perilaku tidak baik.
Pihak terkait juga diminta memantau kehidupan malam di kota Banda Aceh, “Kalau yang tidak jelas aktifitasnya segera ditertibkan, dibubarkan,” tutup Irwansyah. []