Refleksi 16 Tahun Bener Meriah, Hendra Budian: Pembangunan Masih Sangat Berjalan Lambat

Picture of KABAR ACEH
KABAR ACEH
Hendra Budian Wakil Ketua DPRA

KABARACEH, REDELONG: Genap berusia 16 tahun, kemajuan Kabupaten Bener Meriah di mata Hendra Budian, masih berjalan sangat lambat dan belum ada rencana strategis pembangunan untuk memacu laju kemajuan terutama untuk pembangunan daerah.

Mengucapkan Selamat HUT Bener Meriah ke-16 melalui media ini, Politisi Golkar asal Bener Meriah yang juga Wakil Ketua DPRA ini memberikan catatan khusus untuk daerah penghasil kopi ini. Bagi Hendra 16 tahun akan menjadi sekedar angka saja  yang sia-sia, apabila tidak diisi dengan kerja-kerja yang diarahkan pada cita-cita dan harapan bersama Masyarakat Kabupaten Bener Meriah.

“Waktu berjalan begitu cepat, bertolak belakang dengan pembangunan dan kemajuan yang berjalan sangat lambat”ungkapnya.

Menurutnya, sejak diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tahun 2004 silam, sepertinya tidak sulit untuk menemukan indikator-indikator apa saja yang membuat Kabupaten Bener Meriah tertinggal dibandingkan dengan Kabupaten lainnya yang ada di Provinsi Aceh.

Konektivitas antar wilayah merupakan persoalan dasar masyarakat Bener Meriah yang meski telah berusia 16 tahun, namun masih belum mampu dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten, akses jalan yang layak sebagai modal dasar penghubung antar wilayah sepertinya masih menjadi mimpi bagi masyarakat Bener Meriah.

“Jalanan berlumpur adalah pemandangan biasa saat musim penghujan tiba, Bagaimana kita bisa berharap tentang Pendapatan Asli Daerah yang tinggi, jika infrastruktur (jalan) sebagai variable penting pertumbuhan ekonomi saja kita tak punya?”ujarnya.

Sama halnya dengan kopi, mayoritas masyarakat Bener Meriah, sebutnya adalah petani kopi, artinya, tidak berlebihan jika kita menyebutkan bahwa ekonomi Bener Meriah bergantung pada produktivitas kopi.

“Namun apa yang terjadi hari ini, harga kopi anjlok ke titik yang paling rendah selama 10 tahun terakhir, Rp 5000 rupiah!”katanya.

Permasalahan-permasalahan diatas, kata Hendra, seperti “Circle of Problem” yang saban waktu terus bergulir. Ia bahkan menilai Pemerintah Kabupaten Bener Meriah seperti tidak memiliki rencana strategis pembangunan. Bahkan tak jarang lari dari masalah. Kopi yang bermasalah, tapi teh yang diurus.

“Sebagai salah satu Anggota DPR Aceh mewakili Aceh Tengah dan Bener Meriah, dalam setiap kesempatan bertemu dengan Masyarakat saya selalu menyampaikan, bahwa membangun daerah seperti Bener Meriah tidak bisa sendiri, kita butuh lebih banyak akses, komunikasi, koordinasi antara Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Pusat”sebutnya.

Hendra mengingatkan tidak boleh ada yang merasa diri superhero dalam proses pembangunan Bener Meriah.

” Kita butuh superteam. Dalam kapasitas sebagai Anggota DPR Aceh, saya selalu siap untuk berkolaborasi demi kemajuan Bener Meriah”jelas Hendra. (Arsadi L)

KABAR LAINNYA
KABAR TERKINI