Ketua MPD Aceh Tengah: SPM Pendidikan Masih Perlu Perhatian Serius

Picture of KABAR ACEH
KABAR ACEH

KABARACEH, REDELONG: Ketua Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Kabupaten Aceh Tengah DR. Edy Putra Kelana S.IP, M.SI, M.Pd mengungkapkan SPM Pendidikan di Aceh Tengah masih perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius, terutama terkait pemerataan Guru, ketersediaan Pustakawan dan Gedung Perpustakaan, Guru Bimpen yang profesional dan ketersediaan Ruang Kelas Belajar, yang maksimal untuk fasilitas Pendidikan, di Tingkat SD/MI sebanyak 28, untuk SMP/MTs sebanyak 32 dan untuk SMA/MA sederajat sekitar 36 RKB lagi.

Hal tersebut ia ungkapkan pada Seminar Optimalisasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar, Menengah, Khusus dan Kurikulum Aceh di Kabupaten Aceh Tengah.  Acara ini digelar oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah melalui Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Aceh Tengah dalam rangka memperkuat keistimewaan Aceh dan merespon program pembelajaran dengan dukungan optimalisasi SPM Pendidikan.

Seminar yang menggandeng Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pendidikan Dayah, Kemenag Aceh Tengah dan Para Kepala Sekolah se-Aceh Tengah itu, berlangsung di Gedung Serba Guna Kampung Mendale Kecamatan Kebayakan, pada Selasa (30/11/21).

DR. Edy Putra Kelana yang juga  Ketua panitia pelaksana kegiatan ini  menyampaikan, Aceh memiliki kurikulum yang disebut kurikulum Aceh, dengan tujuan agar Pendidikan di Wilayah Aceh dapat mewujudkan dengan diiringi kehadiran peserta didik islami dan sesuai dengan penerapan Syariat Islam.

Kehadiran kurikulum pendidikan Aceh yang Islami merupakan kebutuhan bagi masyarakat Aceh, dikarenakan kurikulum tersebut dapat untuk mengembangkan kompetensi peserta didik yang bercirikan Islam, dengan kekhususan yang dimilikinya serta sesuai dengan potensi kearifan lokal masing-masing Daerahnya.

“Kurikulum pendidikan Islami adalah kurikulum Nasional. Kurikulum tersebut mengintegrasikan muatan nilai Islami dan kearifan lokal dengan materi meliputi, Aqidah Akhlaq, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, Al-Qur’an dan Hadist dan Kearifan lokal Aceh lainnya termasuk Bahasa dan Budaya yang kita sebut dengan kurikulum muatan lokal” terangnya.

Sementara itu, Bupati Aceh Tengah Drs. Shabela Abubakar, Keynote Speaker dalam seminar itu,  menyampaikan, seminar itu bertujuan sebagai upaya penyelengaraan Optimalisasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar, Menengah, Khusus dan Kurikulum Aceh di  Aceh Tengah.

Selanjutnya dikatakan perihal perkembangan pendidikan di Aceh Tengah, tentang isu-isu pendidikan dan tantangan yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam proses belajar mengajar.

“Termasuk dalam penerapan Qanun, Muatan Lokal yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan etika, estetika, moral, budaya, spritual dan karakter di Sekolah, sebagai dasar pembelajaran bagi peserta didik, baik mengenai Bahasa Gayo, Adat Istiadat, seni budaya Gayo dan dalam upaya pelestariannya,” jelas Bupati Aceh Tengah.

Kepada semua pihak, baik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pendidikan Dayah, para Kepala Sekolah, tenaga pendidik dan dewan Guru, ia mengajak  bersama berupaya untuk meningkatkan kinerja dan Profesionalisme kerja dalam pelayanan Optimalisasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten Aceh Tengah.

“Kami berharap, semoga seminar ini dapat berjalan baik, agar apa yang menjadi maksud dan tujuan dilaksanakannya seminar ini dapat tercapai secara maksimal dan dapat menjadi kontribusi dalam pemenuhan pelayanan pendidikan yang lebih baik kedepannya” tambah Bupati Aceh Tengah.(REL)

KABAR LAINNYA
KABAR TERKINI