
KABAR ACEH, REDELONG: Kopi adalah salah satu nafas denyut nadi bagi warga yang tinggal di wilayah penghasil kopi Arabika terluas di Asia Pasifik. Namun kini harga kopi Arabika kian terus menurun, petani kopi di wilayah yang berjulukan ‘Negeri Di Atas Awan’ ini kian menjerit.
‘Hargamu Tak Seindah Bungga Kopi’, para petani kopi di Kabupaten Aceh Tengah ini sangat mengeluhkan harga yang tidak stabil. Meski saat ini buah kopi masyarakat kian banjir dan siap panen, namun harganya membuat para petani disini merasa lesu.
Kesulitan perekonomian terus menurun akibat pandemi covid-19, mencari pundi-pundi rupiah kini kian amat sulit.
“Dampak pandemi covid-19 ini sangat dirasakan bagi kami sebagai petani kopi, saat ini kopi kami tidak memiliki harga jual yang tinggi, para pengepul hanya berani mengambil kopi kami jika satu kaleng Rp. 60.000,- ribu saja, biasanya satu kaleng itu di hargai Rp.130.000,- ribu. Dan ini sangat membuat hati para petani kopi kian menjerit,” Sebut Darlian salah seorang warga desa Pegasing Kabupaten Aceh Tengah, Minggu (25/10/2020).
Sementara itu, untuk upah mengutip buah kopi Rp.30.000,- ribu perkalengnya, sedangkan petani menjual kopinya perkalengnya hanya Rp.60.000,- ribu dan sudah memakan separuhnya dari harga jual kopi itu sendiri.
“Ya kita mengharapkan dan menaruhkan harapan besar kami kepada pemerintah Aceh agar bisa mengatasi gejolak anjloknya harga kopi di Gayo ini, di tambah lagi dengan masa pandemi covid-19 ini mencari puing-puing rupiah itu sangat amat sulit sekali,” harapannya.(ELM)