Literasi Digital, Meningkatkan Skill Multi Platform di Semua Bidang

KABARACEH, ACEH TIMUR: Literasi Digital bertujuan agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital di segala bidang. Hal tersebut menjadi penting dikuasai, terutama bagi para pelaku usaha demi pengembangan usaha di era digital saat ini.

Hal tersebut diungkapkan oleh Bupati Kabupaten Aceh Timur yaitu  H. Hasballah bin HM Thaib, S.H, sebagai Keynote Speaker dalam kegiatan Literasi Digital yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di Aceh Timur, Kamis, 24 Juni 2021.

“Tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing  oleh putra putri daerah melalui digital platform”sebutnya.

Read More

Ada empat kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.

Untuk Digital Skill, Tinuk Andriyanti (CMO dan Founder Lalita Megah Group) dalam materinya “Tren Pekerjaan dan Usaha di Dunia Digital” menerangkan apapun profesi saat ini baik PNS, Dosen, Petani, Web Developer, SEO dan harus mengembangkan soft skill  dan gunakan tenologi serta miliki hybrid skill.

“Hikmah pandemi menjadi hidup dekat dengan teknologi. Afirmasi positif di tengah pandemi di Indonesia selalu menjaga lima pola kehidupan, selalu banyak hikmah di balik semuanya”jelasnya.

Dosen Informatika, Universitas Syiah Kuala, Muslim Amiren, S.Si, M. Info Tech, dalam sesi Digital Ethics bertema” Stop Menggiring Opini di Media Sosial dengan Berita Hoax” mengingatkan tentang bahaya Hoax di dunia Maya.

Menurut Muslim, ciri ciri berita hoax antara lain sumber berita yang kurang dipercaya, foto dan video rekayasa, mengandung kalimat provokatif, mengandung unsur politis dan SARA dan sebagainya. Untuk mendeteksi berita hoax, Muslim menjelaskan diantaranya cek alamat url, situsnya, siapa penulisnya, dan gunakan fact checking.

Ia menerangkan berdasarkan  data dari survei MASTEL 2017, sumber berita hoax terbanyak berasal dari media sosial (92%) dan aplikasi chat (63%). Isu hoax terbanyak adalah di berita sosial politik, SARA dan Kesehatan.

“Ancaman hukuman bagi pelaku / penyebar berita adalah pidana penjara dan denda dalam UU ITE yaitu penjara maksimum 4 – 6 tahun atau denda sebesar 750 juta sampai satu milyar (pasal 45)”ujar Muslim

Sementara untuk sesi Digital Safety,  ARIES SAIFULLAH  (Relawan TIK Kota Cirebon) dalam materinya bertema” Mengenal Ethical Hacker” menyebutkan  banyak yang disalah pahami tentang Hacker,misalnya orang yang jahat, tukang bobol, ilegal dan sebagainya.

Menurutnya,  Hakcer jika  diartikan sebenarnya adalah orang yang ahli memanfaatkan pengetahuannya untuk mengatasi masalah tertentu, dan menggunakannya untuk tujuan yang baik.

Ia memaparkan untuk menjadi seorang Hacker harus memahami programing, OS, networing, belajar dan belajar. Ada banyak sertifikat bagi para hacker diantaranya Certified Networking Defender, Security Specialist, Encryption Specialist, Secure Computer User, Forensic Investigator dan banyak lagi. Platform Hacker pun beragam antar lain Hackerone, GitHub, CyberArmy, RedStrom dan sebagainya.

Mereka pun jelas Aries mempunyai forum sendiri seperti Echo, DevilzCode, Jasacom, KecoakEletronik, www.surabayahackerlink.org dan lain lain. Event yg dimiliki para hakcers antara lain BlackHat, RedHat Summit, Defcon, ID Secconnf di Cirebon.

Tenaga Ahli Utama Diskominfo Aceh,  Firmansyah, SE dalam sesi Digital Culture bertema” Peran Literasi Digital untuk Mengubah Mindset Konsumtif menjadi Produktif”menyebutkan empat dasar komsumtif menjadi produktif yakni: Pengetahuan dasar Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia.

Selanjutnya,  Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan Pancasila,  Pengetahuan dasar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
dan terkahir pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumtif sehat, menabung dan mencintai produk dalam negeri.

Ia juga mengatakan tantangan bagi warga Aceh Timur jelas Ade baik PNS, Pengusaha, Guru / Dosen, Petani / Nelayan, SEO, Content Creator dan sebagainya, adalah meningkatkan skill dan sebaiknya memiliki hybird skill.

Influencer & Public Speaker, 39,8K Followers, dalam Sharing Session yang juga turut dihadirkan mengatakan bahwa perkembangan teknologi sekarang semakin cepat. Dengan keadaan ini, masyarakat harus beradaptasi.

“Kita harus bisa beradaptasi dan ikut dengan perkembangan dunia digital tersebut. Ini juga berpengaruh dengan revolusi industrial 4.0, dimana banyak kegiatan kita yang didukung oleh teknologi”katanya.

Kegiatan Literasi Digital ini merupakan upaya yang dilakukan Kominfo untuk mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform.

Berlangsung di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.(ARS)

Related posts