Literasi Digital, Mengenali Manfaat dan Bahaya Bagi Anak Saat Berinternet

KABARACEH, ACEH TIMUR: Rangkaian Kegiatan Literasi Digital yang Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang berlangsung di Aceh Timur Senin (5/7/2021) lewat Webinar bahas tentang pentingnya penguatan dan kecakapan literasi Digital di era kekinian tak terkecuali bagi anak.

Sebagai Keynote Speaker, Bupati Kabupaten Aceh Timur yaitu H. Hasballah bin HM Thaib, S.H, memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform.

Read More

Ada empat kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.

Praktisi pendidikan, DR. Siti Nabilah, S. Sos.I, M.Pd dalam sesi Digital Safety yang membawakan tema: Peran Orang Tua Dalam Memberikan Pengajaran Tentang Keamanan Internet menjelaskan manfaat internet, diantaranya sebagai sarana mencari informasi, sarana mempermudah mencari referensi, dan lain-lain. Namun dibalik itu, ia menyebutkan ada juga bahaya pada internet, salah satunya cyberbully.

Tentunya peran orang tua sangat penting dalam memberikan pengajaran internet, biasanya orang tua bisa dimulai dari memberikan kepercayaan pada anak, lalu mengedukasi, dan mengontrol.

Ia memberikan tips untuk mengontrol anak dan memberikan pengajaran kepada anak saat menggunakan internet yakni, orang tua mendiskusikan dengan anak siapa role model mereka di dunia digital. Jika mendapati anak mengakses konten negatif, coba tangkap perasaannya, cek pemahaman dan lakukan debrif persepsi yang tepa dan/benar.

Sesi kedua, yakni Digital Skill, bertema: Welcoming Gen Alpha: Change & Chalengge In Digita Skill, Akbar Riandi (Relawan TIK Bangka Belitung 1001 Digitalpreneur) membahas tentang revolusi teknologi yang berkembang secara cepat, salah satunya aplikasi ruang kelas seperti, google meet, edmodo, dan zoom.

Ia menuturkan, teori generasi dari 2010 sampai saat ini disebut generasi alpha. Akbar memberikan penjelasan mengenai resiko anak di Internet dapat menyebabkan kecanduan dan melihat konten negatif. Menurutnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, pertama berpikirlah terlebih dahulu sebelum membagikan kegiatan di sosial media dan bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan di sosial media.

Dalam sesi Digital Ethics, bertema: Sosialisasi E-Market Bagi Para Pelaku UMKM, oleh Ade Firmansyah, S.E (Tenaga Ahli Utama Smartcity Aceh) menjelaskan peran literasi digital untuk mengubah mindset konsumtif menjadi lebih produktif.

Ia menyebutkan, dasar untuk konsumtif menjadi produktif dimulai dari kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika. Ia memberikan motivasi apapun profesi yang warga Aceh Timur miliki harus memiliki hybrid skills.

Sementara itu, Muslim Amiren, S.Si., M.Infotech ( sebagai narasumber terakhir sesi Digital Culture, mengangkat tema: Literasi Digital Bagi Tenaga Pendidik dan Anak Didik di Era Digital menyampaikan manfaat literasi digital seperti, menghemat waktu, belajar lebih cepat, menghemat uang, membuat lebih aman, dan selalu memperoleh informasi terkini.

Untuk itu, kemampuan yang harus dikuasai yaitu, social networking, transliteracy, creating content, maintaining privacy, dan managing digital identity, jelas Dosen Informatika, Universitas Syiah Kuala itu.

Youtuber & Influencer dengan followers 8.836, We Jos Oren memberikan motivasi terutama untuk meningkatkan literasi Digital. “Ketika kita ingin sukses kita harus memiliki suatu tujuan yang ingin kita capai. Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin di dunia ini, yang terpenting tujuan kita baik dan memiliki usaha untuk menggapainya” ungkapnya.

Kegiatan Literasi Digital ini sendiri digelar Kominfo dalam rangka mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya. (ARS)

Related posts