Apakah Penting Penerapan Inter Profesional (IPC) di Pelayanan Kesehatan?

Picture of KABAR ACEH
KABAR ACEH

Oleh: Ns. Leny Marlina, S.Kep

Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan pelayanan dari berbagai profesi kesehatan yang berkolaborasi untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan. Kolaborasi antarprofesi atau disebut Inter Professional Collaboration (IPC) merupakan suatu bentuk kerjasama yang dilakukan antar profesi kesehatan dengan latar pendidikan berbeda dengan menjadi satu tim, berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang efektif yang berfokus pada pasien (Patient Centered Care).

Inter Profesional Collaboration (IPC) terjadi ketika berbagai profesional medis bekerja sama dengan keluarga, pasien, dan komunitas untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi. Inter Profesional Collaboration (IPC) digunakan untuk mencapai tujuan dan memberi manfaat bersama bagi semua yang terlibat. Tenaga kesehatan harus melakukan praktek kolaboratif yang baik dan tidak melaksanakan pelayanan kesehatan sendiri-sendiri. Hal ini bertujuan agar keselamatan pasien lebih terjaga di rumah sakit.

Salah satu faktor yang menghambat pelaksanaan kolaborasi interprofesi adalah karena kurangnya komunikasi antar profesi. Tanpa komunikasi yang efektif maka perawatan pasien akan menjadi kehilangan arah dan berdasar pada stereotype semata. Komunikasi dalam pelaksanaan IPC merupakan unsur penting dalam peningkatan kualitas perawatan serta keselamatan dalam melakukan kaloborasi antar profesi kesehatan yang dapat dilakukan dengan mendiskusikan kondisi pasien dengan mencatat status pasien sehingga kebutuhan pasien seperti perawatan, resep obat, dan dan tindakan medis lainnya sesuai dengan kebutuhan pasien.

Sebagai tenaga kesehatan yang paling lama dan sering berinteraksi dengan pasien, perawat memerlukan keterampilan khusus yang mencakup keterampilan intelektual dan teknikal yang tercermin dalam perilaku berkomunikasi secara terapeutik dengan orang lain. Perawat yang memiliki keterampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak akan hanya mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan  pasien, tetapi juga mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan, dan meningkatkan citra profesi serta citra rumah sakit. Perawat menggunakan komunikasi pada setiap langkah dari proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Metode komunikasi efektif SBAR (situation, background, assessment, recomendation) dalam proses komunikasi antar profesi dapat dijadikan sebagai pilihan. Berdasarkan situasi, latar belakang, penilaian dan rekomendasi yang dikomunikasikan dengan baik akan memberikan kondisi pengobatan pasien lebih informatif, jelas dan terstruktur. Hal ini akan mengurangi potensi insiden yang tidak diinginkan terjadi.

Ketidakefektifan kolaborasi inter professional dan kurangnya komunikasi antara profesional kesehatan yang dapat membahayakan keselamatan pasien dapat dihindari dengan Inter Professional Education (IPE). Pendidikan profesi atau praktek kolaborasi dapat meningkatkan kesiapan dan kepercayaan diri mahasiswa kesehatan dalam kolaborasi antar tenaga kesehatan.

Pendidikan praktik sejak dini merupakan dasar dari pembelajaran kolaboratif. Oleh karena itu, sudah seharusnya pendidikan praktik kolaborasi diterapkan dalam konteks pendidikan di institusi keperawatan sehingga mahasiswa keperawatan terbiasa dalam berkolaborasi dengan profesi lain. Pendidikan praktik kolaborasi merupakan salah satu rekomendasi penting dalam pendidikan kesehatan untuk memperkuat sistem kesehatan. Hal ini dianggap menjadi hal potensial sebagai sarana dalam berkolaborasi antara profesional kesehatan satu dengan lainnya yang dilakukan dengan cara menanamkan pengetahuan dan melatih skill dasar saat masa pendidikan bagi calon tenaga kesehatan profesional.

Pendidikan ini juga perlu diperkenalkan pada mahasiswa kesehatan sebagai tanggapan awal dalam mencapai keberhasilan Inter Profesional Collaboration (IPC) untuk mengembangkan perawatan yang terpadu dan komprehensif pada pada pasien, keluarga, dan masyarakat.*

Penulis adalah  Mahasiswa  Pasca Sarjana Magister Keperawatan Unsyiah

KABAR LAINNYA
KABAR TERKINI