KABARACEH, TAKENGON: Paya Tumpi Baru, menjadi puncak perhelatan Festival Panen Kopi 2022 setelah sebelumnya digelar di Kampung Kute Lintang dan Kelitu pada September tahun. Seperti pelaksanaan di Kute Lintang dan Kelitu, Festival Panen Kopi di Paya Tumpi Baru juga berlangsung selama dua hari (17-18 September). Berbagai seni tradisi, aktraksi Kopi dan Gayo World Musik mengisi Festival di desa penghasil madu ini.
Pada sesi puncak ini makin meriah karena diisi dengan final lomba didong serta pembagian hadiah lomba perahu, lomba Foto Festival Panen Kopi, lomba Melengkan dan Lomba Didong.
Ketua Panitia, Ir Zikriadi dalam laporannya menyebutkan persiapan dan pelaksanaan melibatkan semua lapisan masyarakat Paya Tumpi Baru, melalui kebersamaan tersebutlah sehingga acara tersebut terselenggara. ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu demi suksesnya acara ini, Sabtu (17/9/2022).
Reje Paya Tumpi Baru, Idrus Saputra dalam sambutnya mengungkapkan, Desa Paya Tumpi Baru dicanangkan sebagai desa budaya, desa wisata dan desa adat. Ia mengungkapkan terima kasih kepada Direktorat Jendral Kebudayaan
Kemendikbudristek yang telah memberikan dukungan. Ia berharap kedepannya dukungan itu akan terus didapat melalui Program Pemajuan Kebudayaan Desa dan Fasilitasi Bidang Kebudayaan.
Rudi Sihombing perwakilan Direktorat Jendral Kebudayaan Kemendikbudristek yang turut hadir memberikan sambutan menyampaikan dukungan yang diberikan merupakan stimulus dalam rangka pemajuan kebudayaan, ia berharap Festival Panen Kopi akan terus berkelanjutan.
“Kami yakin dan percaya, Gayo adalah salah satu penghasil kopi terbaik di dunia. Bagaimana nanti peran dinas terkait, Kepala Desa atau masyarakat tetap melestarikan kopi Gayo sehingga mengangkat perekonomian masyarakat, dan semua itu akan terlaksana dengan kerja keras kita semua”ujarnya.
Ia juga berharap dengan stimulus yang diberikan, diperlukan peran aktif pemerintah daerah. Khususnya untuk menerapkan demi pelestarian budaya termasuk kopi Gayo.
Mewakili Pemerintah Daerah Aceh Tengah, Mahdi, S.Pd mengapresiasi pelaksanaan Festival Panen Kopi Gayo ini. Menurutnya, Gayo sangat kaya dengan Budaya. Diharapkan akan terus mendapatkan dukungan dan fasilitasi dari Kementerian.
Inisiator Festival Panen Kopi sekaligus Daya Desa, program Pemajuan Kebudayaan Desa, Hardiansyah Ay menjelaskan Festival Panen Kopi di sejak 2017 selalu digelar di desa dan melibatkan masyarakat desa, sebagai panitia dan pemilik Festival. Pihaknya terus mendorong setiap desa di Aceh Tengah untuk melakukan hal serupa yang pada gilirannya akan memajukan desa, baik budaya dan ekonomi.
Paya Tumpi Baru, terang Hardiansyah adalah ibunya Kopi Gayo “Arabika Gayo Pertama kali ditanam di desa ini, setelah sukses baru disebarkan dan ditanam di daerah lain di Gayo, jadi pas sekali jika Festival Panen Kopi dilaksanakan di desa ini, ada cita-cita untuk menjadikan desa ini menjadi desa wisata kopi tempat belajar tentang kopi” sebut Hardiansyah.
Pembukaan Festival Panen Kopi Gayo ini dilangsungkan di halaman Kantor Reje Paya Tumpi Baru dengan ditandai Pemukulan Gong dan dihadiri sejumlah tamu undangan, diantaranya Kadis Pariwisata Bener Meriah, Irmansyah, Perwakilan Museum Nasional dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh serta jajaran dinas-dinas terkait Aceh Tengah.(ARS)